Jumhur: Suara Buruh Bisa Memberikan Faktor pada Kemenangan Seorang Capres
Salah satu onggoh-onggoh spanduk tersebut bertuliskan “Cabut UU Cipta Kerja – Lawan Oligarki – Berantas KKN – Ganyang Koruptor” dengan gambar para tokoh buruh dan dilanjutkan tulisan “Kami Adalah Serikat Pekerja/Serikat Buruh Bukan Partai Buruh”.
“Karena gini partai itu, sudah teracuni oleh permainan politik. Jadi kadang-kadang yang namanya partai itu biasa pemimpinnya itu bermanuver secara politik, bisa untuk kepentingan partainya, bisa juga untuk kepentingan pribadinya. Kan banyak contoh pemimpin ke mana, anggotanya di bawah DPC-nya beda-beda,” tegas Jumhur Hidayat Ketua Umum KSPSI.
Jumhur menjelaskan bahwa saat ini dia ingin memastikan bahwa perjuangan Serikat buruh yang sekarang bukan perjuangan partai, tapi perjuangan Serikat buruh. Jumhur pun menegaskan bahwa perjuangan Serikat buruh harus jual mahal.
“Mahal itu apa? Kebijakan-kebijakan yang omnibus law, permenaker pekerja asing yang sekarang ada itu berhentikan, cabut, baru kita bisa berunding dengan calon presiden atau partai,” ucap Jumhur.
Lebih lanjut dia mengingatkan dengan tegas jangan sampai perjuangan buruh mudah dibeli dengan dana apalagi tanpa mengetahui visi si pemberi yang bahkan bisa saja bertentangan.
“Nah itu cilakanya berpartai yang di Indonesia sekarang ini, justru disebut dikendalikan oleh oligarki,” tukas Jumhur.
Lalu Jumhur pun menegaskan bahwa KSPSI ataupun Serikat Buruh yang tergabung dalam Aliansi Aksi Sejuta Buruh (AASB) tidak menyatakan berpartai.
"Partai yang kita harapkan adalah partai yang mengusung bagaimana kesejahteraan buruh bisa ditingkatkan. Nah saya rasa kalau arahnya ke sana ya kita persilahkan, tidak pun ya itu urusan pribadi, tapi sebagai Serikat buruh, saya enggak mau main-main,” ucap Jumhur.
Lebih lanjut Jumhur mengungkapkan mengapa kaum buruh harus jual mahal, dia mengatakan bahwa KSPSI yang sudah berusia 50 tahun memiliki jutaan anggota yang dari Sabang sampai Merauke.
"Jadi suara kita sangat signifikan, bisa memberikan faktor pada kemenangan seseorang capres atau cawapres. Karena itu karena kita bisa yakin bisa memberikan faktor, maka kita mau jual mahal. Gak mau jual murah,” ucap Jumhur.
Di akhir pernyataannya, Jumhur mengingatkan kepada seluruh buruh untuk tidak menyerah dalam perjuangan menuntut keadilan.
“Harapan kita, kita boleh kalah. Kalah boleh, tapi kita tidak boleh menyerah kalau menyerah itu pernyataan jiwa. Tapi kalau kalah soal fisik, jiwa kita terus berapi-api melawan itu. Kita boleh kalah, tapi tidak menyerah,” pungkasnya.