Pengamat: Skenario Berhasil, Perjalanan Bangsa Indonesia ke Depan untuk Kepentingan PKC


Jakarta(Beritakanankiri), Pengamat kebijakan publik yang juga pengamat intelejen politik Amir Hamzah mengkritik keras adanya skenario pemenangan Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024, karena berpotensi merugikan bangsa Indonesia dan menguntungkan negara lain, dalam hal ini China.

"

Home  Hukum  Pengamat: Skenario Berhasil, Perjalanan Bangsa Indonesia ke Depan untuk Kepentingan PKC

Pengamat: Skenario Berhasil, Perjalanan Bangsa Indonesia ke Depan untuk Kepentingan PKC

137

PENGAMAT: SKENARIO BERHASIL, PERJALANAN BANGSA INDONESIA KE DEPAN UNTUK KEPENTINGAN PKC

JAKARTASATU.COM– Pengamat kebijakan publik yang juga pengamat intelejen politik Amir Hamzah mengkritik keras adanya skenario pemenangan Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024, karena berpotensi merugikan bangsa Indonesia dan menguntungkan negara lain, dalam hal ini China.

“Penyelenggaraan Pilpres oleh suatu negara, jika sesuai aturan ketatanegaraan dan konstitusi, tidak perlu diperdebatkan, tetapi dalam konteks Pemilu atau Pilpres di Indonesia pada tahun 2024 yang tahapan-tahapan pelaksanaannya saat ini sedang berlangsung, ada faktor-faktor yang menimbulan tanda tanya,” katanya di Jakarta, 3 Mei 2023.

Ia menyebut, tanda tanya itu muncul karena adanya indikasi intervensi asing yang disadari atau tidak oleh penyelenggara pemerintah, mereka sudah terjebak.

Indikasi intervensi itu terlihat dari pengamatannya selama ini, dan perkembangannya yang terus ia ikuti, bahwa perwakilan Partai Komunis China (PKC) secara intens datang ke Jakarta dan melakukan pertemuan dengan wakil-wakil mereka di Indonesia.

“Berdasarkan dokumen yang terkumpul dari beberapa kawan, diketahui kalau PKC sudah punya agen di Indonesia. Agen ini warga keturunan China yang sudah menjadi warga negara Indonesia. Inisialnya LT,” katanya.

Ia membeberkan kalau LT sudah membina 200 orang di Indonesia, dan mereka bekerja secara klandestin (rahasia), dan memberikan informasi kepada PKC, baik secara langsung maupun berkala.

“Perwakilan dari PKC itu sering melakukan pertemuan dengan orang-orang binaannya di Indonesia, seperti di PIK, Bogor, Karawang, Bakasi dan beberapa daerah lainnya,” lanjut dia.

Amir mengaku pernah berkali-kali membaca dokumen hasil pertemuan itu, seperti pertemuan pada tanggal 26 November 2022, 22 Desember 2022, 21 Januari 2023, dan 12 Maret 2023, di mana mereka mendesain pikiran dan gagasan tentang pencapresan yang sekarang sudah terlihat sosoknya, terutama setelah diumumkan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri pada tanggal 21 April 2023 lalu.

Selain itu, dalam dokumen-dokumen tersebut juga terdapat wacana bagaimana menjegal calon presiden yang diusung oleh 3 partai yang berkoalisi, yaitu Nasdem, Demokrat, dan PKS.

“Nah, pertanyaannya adalah mengapa PKC begitu semangat, sehingga menyuplai data kepada agen-agen mereka di sini, bolak balik melakukan pertemuan dan malah secara klandestin melakukan operasi khusus terhadap partai-partai politik untuk memenangkan Capres yang sudah mereka skenariokan sebelumnya? Ini masalahnya,” kata dia

Amir mengingatkan bahwa yang akan dihadapi bangsa ini andai skenario ini berhasil, maka bisa disimpulkan bahwa perjalanan pemerintahan Indonesia nanti bukan untuk kepentingan nasional, tetapi untuk kepentingan Partai Komunis Pemerintahan China,” tegasnya

Amir mengakui bahwa itu hal yang patut disesalkan, sehingga kini harapan rakyat ada pada Nasdem, Demokrat, dan PKS untuk bagaimana memenangkan Capres yang diusungnya (Anies Baswedan) karena jika skenario itu berhasil bisa saja di Indonesia akan terjadi sebagaimana yang terjadi pada penduduk Muslim di Uyghur, Provinsi Xinjiang, China.

Namun, ia juga mengingatkan, sesuai apa yang dikatakan Amien Rais, ketua Dewan Syuro Partai Ummat dalam video YouTube berjudul “Indonesia Not For Sale”, Presiden China yang juga Sekjen PKC, Xi Jinping akan menyiapkan uang seberapa pun banyaknya yang diperlukan untuk memenangkan Capres yang didukungnya, dan mempertahankan status quo rezim yang saat ini dipimpin Jokowi dan nanti jika skenario berhasil, akan ditransfer ke Capres yang dimenangkan itu.

Ketika ditanya tentang isu bahwa Anies didukung Amerika, Amir meminta publik agar tidak terlena pada apa yang dilakukan Amerika, karena katanya, bisa saja Amerika mendukung Anies sebagai sebuah balancing, karena di belakang Amerika ada tangan-tangan yang tidak terlihat (kelompok Zionis Internasional dengan organisasi-organisasi seperti Freemasonry dan Illuminati), dan Amerika maupun tangan-tangan tak terlihat itu juga punya kepentingan, terutama untuk mewujudkan the New World Order.

Meski demikian Amir mengakui kalau kekuatan di belakang Anies jauh lebih kuat dibanding Capres PDIP, yakni Ganjar Pranowo.

“Kalau Bank of England (bank milik Yahudi) menelan satu tombol, maka Bank of China gak bakalan bisa transfer ke Indonesia,” tegasnya.

Metro

Hukum

Olahraga

Trending News

Hakimi puas PSG lolos ke semifinal UCL

Bus Transjakarta yang terbakar di TMB Rawa Buaya bukan milik DKI

Penutupan rute 5D Transjakarta kurangi beban Halte Cawang Sentral