Mural penolakan alih fungsi Lapangan Bola Pilar Kedoya segera dihapus


Jakarta(Beritakanankiri), Pemerintah Kota Jakarta Barat segera menghapus mural penolakan warga terhadap alih fungsi lahan pada tembok Lapangan Sepak Bola Pilar di RW 03 Kedoya Selatan, Kebon Jeruk.

Mural-mural itu berisi penolakan terhadap rencana alih fungsi lapangan bola menjadi arena olahraga padel yang telah resmi dibatalkan Pemprov DKI Jakarta.

Lurah Kedoya Selatan, Aryan Syafari menegaskan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Rukun Tetangga (RT) setempat untuk melakukan pengecatan ulang.

"Terkait dengan corat-coret ya, kemudian ada aksi demo, saya juga sudah melakukan turun ke lapangan untuk mengimbau termasuk juga para Ketua RT," kata Aryan saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, mural vandalisme itu membuat pemandangan tembok jadi tidak elok.

"Kemudian pemda boleh tolong nanti itu dirapikan, dicat kembali, karena itu kan enggak kelihatan indah tulisan-tulisan. Dan memang sudah ada koordinasi dengan pihak RT untuk dirapikan," kata dia.

Selain itu, Aryan juga berencana mengerahkan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) untuk membantu menghilangkan mural vandalisme tersebut.

"Kami juga artinya nanti akan membantu melalui tenaga PPSU untuk membantu untuk merapikan supaya tidak ada vandalisme lagi coret-coret di demo," ujarnya.

Meskipun demikian, belum dibeberkan terkait waktu merapikannya.

Warga RW 03 Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, menolak keras rencana alih fungsi lapangan bola di lokasi tersebut menjadi area padel.

Seorang warga RT 05 bernama Iskandar (45) menyebutkan bahwa lapangan itu merupakan satu-satunya arena olahraga warga sekitar.

"Lapangan olahraga warga ya cuma ini doang, enggak ada lagi. Kalau ini jadi lapangan padel, warga gimana olahraganya," kata Iskandar yang tengah jeda bermain bola, Kamis (24/7).

Menurut dia, padel adalah olahraga kelas menengah ke atas. Dengan dijadikannya lapangan bola RW 03 menjadi arena padel, maka akses warga akan semakin terbatas.

"Ya kalau saya sama warga sini menolak keras. Padel itu kan olahraga kelas menengah ke atas ya. Kalau di sini kan warga bisa main bola tiap sore. Kalau lapangan padel kan sudah ada dekat sini. Jadi ini buat warga saja," kata Iskandar.

Pantauan di lokasi pada pukul 17.30 WIB, penolakan warga setempat juga nampak dari coretan mural di tembok lapangan bola RW 03.

Sejumlah tulisan seperti "padel is not my style (padel bukan gaya saya)", "olahraga bukan hanya milik si kaya", "rakyat kecil butuh ruang bersenang-senang" dan sejumlah mural lainnya memenuhi satu sisi tembok luar lapangan.

Metro

Hukum

Olahraga

Trending News

Hakimi puas PSG lolos ke semifinal UCL

Bus Transjakarta yang terbakar di TMB Rawa Buaya bukan milik DKI

Jaringan Muda Bekasi (JMB) Ajak Semua Pihak Jaga Persatuan Pasca Pilkada